Kamis, 21 April 2016

TITRASI KADAR ASAM ASETIL SALISILAT DALAM OBAT ASPIRIN MELALUI METODE TITRASI ASAM BASA

1

TITRASI KADAR ASAM ASETIL SALISILAT DALAM OBAT ASPIRIN MELALUI METODE TITRASI ASAM BASA

Nama :
1. Feby Fristya (16)
2. Goldyna Septania(17)
3. Imora Kamul(18)

Kelas 11 IPA 2
SMA XAVERIUS 1 JAMBI
Maret 2016


(Oleh: Feby,Goldyna,Imora)

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkatnya yang memberikan kami kekuatan untuk menyelesaikan laporan ini yang telah diberikan kepercayaan oleh Bu Elizabeth Tjahjadarmawan selaku guru kimia di sekolah kami.
Dalam pelaksanaan pembuatan laporan ini, peneliti ingin berterima kasih sebesar-besarnya kepada Bu Elizabeth Tjahjadarmawan yang memberikan bimbingan dan arahan serta ilmu yang dapat membantu penulis menyelesaikan laporan ini.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi peneliti berikutnya.

Jambi,20 April 2016
Oleh: imora

TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kadar asam asetil salisilat dalam tablet aspirin dengan metode titrasi asam basa serta membandingkan dengan kadar obat pada merek dagang
Oleh: Goldyna

MANFAAT
Melalui praktikum ini diperoleh kadar asam asetil salisilat dalam tablet aspirin dengan metode titrasi asam basa serta membandingkan kadar obat pada merek dagang.
Oleh: Goldyna

TEORI SINGKAT


    Asam salisilat sendiri kurang cocok dipergunakan sebagai obat-obatan karena dosis tinggi asam salisilat memiliki rasa yang tidak enak dan dapat menyebabkan iritasi lambung. Masalah ini terlampaui dengan perkenalan atas asam asetil salisilat atau "Aspirin" yang diregistrasikan dan dibuat oleh perusahaan obat Jerman , Bayer pada 1899. Nama "Aspirin" berasal dari"acetylated spiraeic acid" yang merupakan nama lama dari asal salisilat. Aspirin sendiri adalah ester dari asam salisilat yang dapat melewati lambung tanpa berubah sebelum mengalami hidrolisis oleh media basa pada usus yang mengaktifkan senyawa ini.

Aspirin bekerja dengan menghambat produksi prostaglandin yang diproduksi oleh seluruh bagian tubuh dimana zat ini berpengaruh dalam memberikan sensasi rasa sakit dan pembengkakkan. Aspirin dikonsumsi dengan dosis rendah untuk mencegah penyakit stroke pada orang-orang dengan tekanan darah tinggi. Aspirin dapat menyebabkan nyeri perut dan alergi pada anak-anak yang dapat berpotensi menyebabkan Sindrom Reye.



Oleh : Goldyna (gambar) , Imora( tulisan)

Alat dan Bahan
1    Tablet Aspirin (gambar aspirin bungkus)
·         Air mineral 600ml(1 botol)
·         Tissue
·         Label
·         Lap
·         Gelas Plastik 5 buah
·         Sendok 3 buah
·         Lumpang Porselin
·         Timbangan (Alat Digital Analitic Balance)
·         Erlemeyer 250ml
·         Gelas Ukur
·         Etanol 95%
·         Hot Plate
·         1-2 tetes indikator pp
·         Larutan NaOH
·         Burret
                                         Oleh: feby 

Metode
1.       Tablet aspirin (merek apa saja) difoto dan di catat kadarnya yang tertera pada kemasan.


2.       Ambil 1 butir tablet aspirin dan timbang dengan alat digital analitic balance (foto) .
3.       Geruslah tablet yang akan di analisa dengan lumpang porselin, sampai halus (foto) .

4.       Setelah halus, denga teliti dan hati hati jangan sampai ada yang tumpah, kemudian masukan kedalam Erlemeyer 250 ml (foto).



5.       Cucuilah lumpang porselin dengan 25 ml etanol 95% sampai berseih dan masukan larutan tersebut ke dalam Erlemeyer.
6.       Kocoklah Erlemeyer selama 5 menit dan panaskan di atas hot plate sampai mendidih (foto).

7.       Tambahkan aquades 5 ml lalu kocok (foto) .

8.       Tuangkan 5 ml larutan campuran langkah 7 ke dalam Erlemeyer yang lainnya.

9.       Masukan PP ke dalam Erlemeyer langkah 8 sebanyak 2 tetes.

10.   Masukan NaOH 0,1 M ke dalam burret.

11.   Teteskan pada larutan hingga timbul warna merah jambu.
12.   Catat volume larutan NaOH 0,1 M yang dibutuhkan.
13.   Lakukan secara berulang ulang untuk melihat perbedaanya.
                                    Oleh: Feby BAGAN CARA KERJA
Sumber gambar : Imora

HASIL PRAKTIKUM


(      sumber: imora


PERHITUNGAN


Aspirin yang kami gunakan mengandung 100mg asam asetil salisilat per tablet.

FAKTA: X= 0.129 gr asam asetil salisilat
0.129/0.14 × 100% = 92.14 %

Pada label 100 mg asam asetil salisilat

0.1 / 0.14 × 100% = 71.42 %

Jadi % yield = 92.14 % / 71.42% × 100%

= 129%
100% adalah asam asetil salisilat dan 29% zat tambahan lainnya

Oleh: imora


DISKUSI DAN PEMBAHASAN

        Aspirin merupakan sebuah merek dagang yang diberikan. Dalam aspirin terkandung Asam Asetil Salisilat. Melalui uji coba titrasi dengan bantuan burret ditemukan bahwa kandungan asam asetil salisilat pada obat tersebut tidak 100% melainkan adanya filling agent lain yang membantu pembentukan padat tablet. Seperti yang telah didapat dalam CardioAspirin acetyl salicylic acid 100 mg ini terkandung 100,6-129,6 mg asam asetil salisilat dalam satu tablet 140mg. Air ditambahkan ke asam asetil salisilat ini selama pembuatan tablet baik sebagai pengikat zat maupun sebagai filler.  Binding agent (agen pengikat) membantu mempertahankan bentuk tablet. Filler (pengencer) membantu membentuk tablet agar sesuai dengan ukurannya. Sebagian lubricant ditambahkan selama pencampuran pembuatan aspirin, sisanya ditambahkan setelah tablet di kompresi. contoh lubricant untuk memadatkan aspirin : minyak terhidrogenasi sayur, asam stearat, talk, atau aluminium stearat. 

                                          Oleh: imora

KESIMPULAN



         Melalui titrasi asam basa menggunakan NaOH 0.1 M, diperoleh kadar asam asetil salisilat sebagai bahan aktif dari aspilet (aspirin) sejumlah 100,6-129,6 mg per tablet. Berdasarkan berat tablet 0.14g , maka diperoleh persentase asam asetil salisilat 71,85% hingga 92,57 %. Sementara pada kemasan aspirin, tertera kadar asam asetil salisilat sejumlah 100 mg yang artinya zat sisanya yang bukan asam asetil salisilat merupakan filler untuk memadatkan dan membentuk tablet aspirin.


Oleh: imora


SARAN

1.  Takaran bahan hendaknya dilakukan dengan akurat untuk menjaga ketepatan hasil
2.  Aspirin hendaknya dilarutkan di api sebaik mungkin ke dalam larutan, jangan sampai ada bubuk aspirin yang belum larut.
3.  Larutan dikocok perlahan saat titrasi dilakukan, larutan dikocok setelah setiap tetes di teteskan oleh burret
4.  Jangan terburu-buru saat melakukan titrasi dan catat dengan seksama perubahan takaran angka pada burret
5.  Saat menentukan titik ekuivalen, perhatikan seksama perubahan warna merah muda pertama pada larutan
Oleh : Feby & Goldyna

KATA PENUTUP

   Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing kami bu Elizabeth Tjahjahdarmawan, dan kepada teman-teman yang membantu proses pembuatan laporan ini. Kami mengerti bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena ini kami berharap kedepannya laporan ini dapat bermanfaat bagi peneliti berikutnya maupun pembaca.

Jambi, 21 April 2016

              Oleh: Goldyna





DAFTAR PUSTAKA

 

Tjahjadarmawan, Elizabeth. 2016. Bernas Kimia Jilid 2. Jogjakarta : Citra Media

Baker, R.W et al. 2008. Chemistry 1 Laboratory Handbook. Sydney : School of Chemistry


Pembuat dan design blog : Imora
Penulisan laporan : Feby,Goldyna,Imora
Semua gambar sumber :  Imora



Minggu, 03 April 2016

Uji Larutan Asam Basa Menggunakan Indikator Alami Daun Teh Kering

2


MENENTUKAN TRAYEK PH DAN WARNA DARI INDIKATOR ALAMI DAUN TEH
Nama :
1. Feby Fristya (16)
2. Goldyna Septania(17)
3. Imora Kamul(18)

Kelas 11 IPA 2
SMA XAVERIUS 1 JAMBI
Maret 2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkatnya yang memberikan kami kekuatan untuk menyelesaikan laporan ini yang telah diberikan kepercayaan oleh Bu Elizabeth Tjahjadarmawan selaku guru kimia di sekolah kami.
Dalam pelaksanaan pembuatan laporan ini, peneliti ingin berterima kasih sebesar-besarnya kepada:
- Bu Elizabeth Tjahjadarmawan yang memberikan bimbingan dan arahan serta ilmu yang dapat membantu penulis menyelesaikan laporan ini.
- Seluruh anggota kelompok praktikum ini yang telah bersama-sama menyelesaikan praktikum ini maupun pembentukan laporan ini.
- Semua pihak yang membantu kelancaran pembuatan laporan maupun praktek kami.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi peneliti berikutnya.


Jambi, 3 April 2016


TUJUAN

Tujuan dari praktikum ini adalah menentukan daerah trayek pH dan perubahan warna indikator alami daun teh pada larutan uji asam, netral, dan basa.


MANFAAT
Melalui praktikum ini diperoleh pemahaman bahwa indikator dapat berubah warnanya dalam larutan asam, netral, dan basa sesuai dengan trayek pH nya masing - masing.

TEORI SINGKAT
Indikator adalah asam lemah yang terdisosiasi dalam air menurut reaksi:
Jika indikator bereaksi dengan zat yang bersifat asam maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke kiri yaitu HIn sehingga terlihat warna 1. Jika indikator bereaksi dengan zat yang bersifat basa maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke kanan yaitu In- sehingga terlihat warna 2. Jika indikator bereaksi dengan zat yang bersifat netral maka setimbang sehingga tidak terjadi pergeseran dan warna tidak mengalami perubahan.

METODE
Alat dan Bahan:
·        Daun teh kering (100 gr)
·        Air (250 ml)
·        Botol Kaca
·        Kertas
·        Karet Gelang
·        Larutan uji masing-masing 3 sdm
o   HCl
o   CH3COOH
o   NaCl
o   Al2(SO3)4
o   Air hujan
o   Indikator
o   Air mineral
o   Air deterjen
o   Na2CO3
o   NaOH


CARA KERJA


HASIL PENGAMATAN
Foto larutan uji dengan indikator:

Tabel trayek warna dan pH


Perhitungan nilai Ka indikator

Nilai Ka indikator dapat dihitung dengan rumus:


Melalui persamaan diatas dilakukan perhitungan sebagai berikut:


DISKUSI  DAN PEMBAHASAN

     Indikator daun teh ternyata lebih sesuai di gunakan pada larutan yang basa. Hal ini berdasarkan trayek pH yang diperoleh dari hasil eksperimen karena selisih pH antara netral ke basa lebih besar dari pada selisih pH netral ke asam.
     Indikator alami daun teh dapat di gunakan sebagai indikator karena dapat berubah warna sehingga dapat digunakan sebagai petunjuk suatu larutan apakah bersifat asam atau basa. Selain itu sifat daun teh yang mengandung zat tanin dan asam tanat juga juga menjadi alasan daun teh menjadi salah satu indikator alami.
 Nilai Ka Indikator 1.574405 x 10-3 menunjukkan bahwa indikator daun teh kering merupakan asam lemah.


                                          KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum maka dapat disimpulkan :
1.    Trayek indikator alami dari daun teh kering. Menunjukkan perubahan warna :
COKLAT MUDA – COKLAT TUA
2.    Trayek pH (perkiraan) :
6,2 – 6,9
3.    Daerah di bawah pH adalah daerah asam : 1,9
Daerah di atas pH adalah daerah basa : 14,0
4.    Ka yang diperoleh (metode pendekatan) :
1.574405 × 10 ^-3

SARAN

1. Perbedaan warna antar larutan sangat tipis sehingga perlu diperhatikan mendetail.
2. Pengukuran dengan pH meter harus hingga pH meter tidak berubah lagi angkanya supaya hasil lebih akurat.
3. Kegiatan praktek sebaiknya dilakukan cepat karena zat bisa terkontaminasi asam basa di udara .
4. Perhitungan nilai Ka sebaiknya dilakukan dengan ketelitian tinggi sehingga bisa menghasilkan nilai yang tepat


KATA PENUTUP


     Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing kami bu Elizabeth Tjahjahdarmawan, dan kepada teman-teman yang membantu proses pembuatan laporan ini. Kami mengerti bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena ini kami berharap kedepannya laporan ini dapat bermanfaat bagi peneliti berikutnya maupun pembaca.

Jambi, 3 April 2016


DAFTAR PUSTAKA
Tjahjadarmawan, Elizabeth. 2016. Bernas Kimia Jilid 2. Jogjakarta : Citra Media



Pembuat dan design blog : Imora
Penulisan laporan : Feby,Goldyna,Imora
Kameramen :  Imora